Resume Materi PKKMB DAY-2
Pemateri: Bagas satrio wicaksono
ra Revolusi Industri 4.0 telah menghadirkan perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa perlu mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan peluang baru yang muncul dalam era ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana mahasiswa dapat siap menghadapi tantangan dan peluang baru di era Revolusi Industri 4.0.
Memanfaatkan Teknologi untuk Pembelajaran
Teknologi menjadi bagian integral dari Revolusi Industri 4.0, dan mahasiswa perlu menguasai penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Mahasiswa dapat memanfaatkan platform pembelajaran daring, sumber daya digital, dan aplikasi pendidikan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang materi kuliah, mengembangkan keterampilan digital, dan meningkatkan produktivitas belajar.
Menjaga Kemampuan Belajar
Revolusi Industri 4.0 menghadirkan perubahan yang cepat dalam dunia kerja, sehingga mahasiswa perlu siap untuk menghadapi perubahan tersebut. Mahasiswa perlu menjaga kemampuan belajar, termasuk kemampuan untuk belajar secara mandiri, mengakses sumber daya pembelajaran yang beragam, dan mengikuti pelatihan atau kursus tambahan untuk meningkatkan keterampilan mereka sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang terus berubah.
Berinovasi dan Berkreasi dalam Menghadapi Tantangan
Revolusi Industri 4.0 juga membawa tantangan baru, seperti perubahan dalam dunia kerja yang otomatisasi dan digitalisasi, serta persaingan yang semakin ketat. Mahasiswa perlu menghadapi tantangan ini dengan berinovasi dan berkreasi. Mereka dapat menggali potensi diri, mengidentifikasi peluang baru, dan mengembangkan solusi kreatif untuk menghadapi tantangan yang muncul di era ini.
Meningkatkan Kecakapan Soft Skills
Meningkatkan Kecakapan Soft Skills
Selain keterampilan teknis, kecakapan soft skills seperti kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, adaptabilitas, dan kolaborasi juga sangat penting di era Revolusi Industri 4.0. Mahasiswa perlu meningkatkan kecakapan soft skills ini melalui partisipasi dalam kegiatan UKM, organisasi mahasiswa, atau program pengembangan diri. Kecakapan soft skills yang baik akan membantu mahasiswa untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja yang semakin kompleks dan berbasis teknologi.
Menciptakan Peluang Kerja Sendiri
Era Revolusi Industri 4.0 juga membawa peluang baru dalam bentuk ekonomi digital, kewirausahaan, dan pekerjaan mandiri. Mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menjadi pengusaha atau menciptakan peluang kerja sendiri dengan menggali potensi diri, mengembangkan ide bisnis, dan belajar tentang konsep kewirausahaan dan inovasi. Mahasiswa juga dapat memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk memulai usaha mereka sendiri.
RESUME 2
Generasi Sukses Berlandaskan Aswaja An-Nahdliyah
Pemateri: KH. Ma'ruf Khozin - Ketua Aswaja Center, PWNU Jatim
Bukan hanya sekadar semboyan melainkan pembangkit semangat pemuda untuk menyisihkan lengan demi membela ajaran Aswaja An-Nandhliyah. Sudah sepatutnya Nahdlatul Ulama membentuk generasi-generasi emas yang nantinya akan melanggengkan ajaran sunah-sunah Rasul meskipun perkembangan teknologi dunia semakin pesat. Generasi yang tumbuh di kalangan masyarakat untuk menyebarkan dan menegakkan ajaran Islam menuju kebenaran.
Generasi Aswaja bisa dibentuk mulai sejak dini, usia-usia sekolah dasar sangat baik untuk menanamkana ajaran-ajaran Rasul dalam balutan Ahlusunnah Wal Jamaah An-Nandhliyah. Usia yang rentan akan pengaruh-penaruh dari luar, harus diarahkan menuju jalan yang lurus dengan berpedoman pada agama Islam Nahdlatul Ulama (NU).
Dengan demikian generasi emas yang menjadi tonggak kemajuan agama, nusa, dan bangsa tidak tersesat dalam nikmatnya duniawi.
Gerakan Membentuk Generasi Aswaja
Perubahan zaman, perubahan pemikiran memang tidak bisa dibantahkan dan harus bisa mengikuti transformasi ke era yang semakin canggih. Meskipun dunia, khususnya Indonesia masih dirundung duka dengan adanya Covid-19 namun generasi-generasi Islam tidak boleh dibiarakan begitu saja tanpa menuntun kearah positif. Kader-kader penggerak Nahdlatul Ulama (NU) sudah sepantasnya mengebrak kemajuan zaman dengan ajaran-ajaran Rasulullah.
Bukan hanya sekadar beragama Islam namun datang ketika membutuhkan tanpa merawat ajaran dan nilai-nilai Aswaja yang sudah ada sejak dulu. Penanaman Aswaja An-Nandhliyah untuk melawan arus global yang semakin kompleks, menjadi pondasi utama dimiliki generasi muda. Terutama dalam lingkungan pendidikan Ma’arif NU harus memberikan asupan ajaran agama Islam berlandasan Aswaja An-Nandhliyah. Karena melalui pendidikan generasi Aswaja sangat mudah untuk dibentuk.
Memberikan teladan dengan gerakan-gerakan yang membangun karakter yang berjiwa Aswaja menjadi tolok ukur keberhasilan Nahdalatul Ulama (NU). Generasi emas mulai dari sekolah dasar harus sudah dikenalkan dengan ajaran Aswaja An-Nandhliyah. Mata pelajaran ke-Nu-an dalam sekolah dasar sebagai peran mengenalkan ajaran Aswaja sebagai langkah awal generasi muda memahami Nahdlatul Ulama (NU). Tidak hanya mengenalkan teori-teori yang ada dalam pelajaran, melainkan praktik yang ada di lapangan juga harus dikenalkan.
Dengan adanya gerakan terjun ke lapangan, generasi-generasi pengibar bendera Nahdlatul Ulama (NU) semakin memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan keseharian. Gerakan dalam membentuk generasi Aswaja An-Nandhliyah bisa dilakukan melalui program belajar yang ada di sekolah. Organisasi intra sekolah yang sering disebut IPNU dan IPPNU bisa menjadi wadah penyalur generasi Aswaja yang nantinya tumbuh menjadi pembela ajaran Islam An-Nandhliyah.
Gerakan membentuk karakter Aswaja selain melalui program sekolah, dan organisasi juga bisa dilakukan melalui pembiasaan sejak dini. Kegiatan ziarah kubur, mujahadah, membaca shalawat dan juga tahlil yang diadakan dalam sekolah bisa menumbuhkan jiwa-jiwa An-Nandhliyah semakin dikenal anak-anak usia sekolah dasar. Guru sebagai cermin dan juga sebagai penerang harus mampu menjadi lentera dikegelapan bagi generasi Aswaja menuju sinar terang.
Pentingnya Membentuk Generasi Aswaja
Tidak hanya anak usia sekolah dasar yang direkrut menjadi penggerak Nahdlatul Ulama (NU), melainkan orang dewasa juga harus diikutsertakan. Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai banyak wadah-wadah yang bisa menyalurkan aspirasi masyarakat demi menjunjung tinggi tiang agama beraliran Aswaja An-Nandhliyah. Mulai dari IPNU-IPPNU, Fatayat, Muslimat, dan juga Ansor memiliki anggota yang berbeda-beda usia, dari usia muda sampai lansia yang bertujuan sama dalam meabadikan ajaran Rasulullah SAW.
Banyaknya ajaran dalam agama Isalam, seringkali Aswaja An-Nandhliyah menjadi polemik dan juga kontrofersi antara beberapa kubu yang memiliki ajaran berbeda. Penyerangan secara halus sering tidak disadari keberadaanya. Dengan adanya hal tersebut penguatan ajaran Aswaja An-Nandhliyah harus dikuatkan, tembok besar sudah mulai dibangun demi melindungi keutuhan dan juga waisan dari leluhur.
Simbah KH. Hasyim Asy’ari sebagai pembentuk Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai wasiat “sapa sing ngurip-urip Nahdlatul Ulama (NU), tak anggep dadi muridku, sapa sing dadi muridku tak dongake melbu suarga”. Adanya wasiat dan juga doa tersebut menjadikanya Aswaja An-Nandhliyah semakin mengudara dan semain dikenal esensinya.
Genderang Nahdlatul Ulama (NU) sudah dipukul. Adanya generasi Aswaja, ajaran Nahdlatul Ulama yang sudah susah payah dibentuk sampai titik darah penghabisan tidak larut ditelan masa, ajaran yang berlandasan sunah-sunah Rasulullah tidak tergerus zaman. Sehingga generasi yang akan datang masih bisa mengenal apa itu Aswaja An-Nandhliyah, yang memiliki nilai-nilai sebagai khazanah kehidupan.
RESUME 3
Generasi Muda Berintegritas Anti Korupsi
Pemateri: Prof. Dr. Haryono Umar, SE., Ak., M.Sc., CA
Comments
Post a Comment